Resensi Harry Potter and the Half-Blood Prince
IDENTITAS BUKU
Judul buku : Harry Potter and the Half-Blood Prince.
Penulis : Joanne Karhleen Rowling.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kota terbit : Jakarta.
Tahun terbit : 2006.
Tebal halaman: 816 halaman; 20 cm.
Jenis Cover : Soft cover.
Alih bahasa : Listiana Srisanti.
UNSUR INTRINSIK BUKU
Tema : Petualangan
Tokoh :
- Harry Potter (tokoh utama)
- Hermione Granger
- Ron Weasley
- Albus Dumbledore
- Tom Marvolo Riddle
- Lord Voldemort
- Severus Snape
Penokohan :
- Harry Potter
Protagonis. Di buku ini ia diceritakan sebagai sosok yang populer dengan kemampuannya dalam Quidditch sekaligus mengungkap keberadaan Lord Voldemort. Hal ini disampaikan oleh Hermione Granger. Selain itu, melalui perilakunya dalam buku, Harry terlihat sangat pemberani apalagi saat ia mencari lokasi Horcrux (benda milik Voldemort yang berisi nyawanya sehingga Voldemort bisa hidup selama ia mau) bersama Dumbledore.
- Hermione Granger
Protagonis. Ia merupakan teman setia Harry Potter sejak duduk di kelas 1. Di buku ini diceritakan bahwa ia ahli (cerdas) dalam berbagai bidang sampai-sampai membuat Slughorn (guru ramuan) tercengang mendengar bahwa Hermione adalah Muggle yang pintar. Namun, tak berapa lama, Hermione merasa dengki dengan Harry yang mendapat (entah mengapa) nilai sempurna di setiap pelajaran ramuan berkat buku yang sengaja didapat Harry lewat Slughorn. Bahkan, saking dengkinya, Hermione berniat menyihir buku itu untuk membuktikan apakah buku legal atau buku illegal.
- Ron Weasley
Protagonis. Ron merupakan teman setia Harry sejak Harry baru masuk Hogwarts. Mereka bertemu dalam kereta menuju Hogwarts dan berbagi kompartemen. Di buku ini, diceritakan bahwa Ron merupakan orang yang gigih, terbukti saat ia mendaftar menjadi Keeper Quiditch Gryffindor. Awalnya, ia menganggap dirinya hanya sekantung kotoran naga yang tidak mendatangkan manfaat, namun berkat dorongan dari Harry, akhirnya Ron mau berusaha dan berhasil menjadi Keeper sungguhan. Karena kemampuan Ron lah, banyak gadis yang jatuh cinta padanya, termasuk Hermione, sahabatnya sendiri. Sebenarnya, mereka sudah saling menyukai sejak kelas 3. Namun, perasaan mereka berdua terpendam begitu saja, sehingga banyak terjadi kesalahpahaman. Dari situ mulai terlihat kesetiaan Ron dalam mencintai seseorang tak peduli siapa dia, bagaimana dia, dan dari keluarga mana dia berasal.
- Albus Dumbledore
Protagonis. Dumbledore merupakan Kepala Sekolah Hogwarts. Dia berperawakan tinggi, dan memiliki jenggot perak yang panjang. Di buku ini, ia sangat teguh hatinya dalam menyelamatkan dunia sihir akibat serangan Voldemort. Namun, karena keteguhannya itu, Dumbledore berani menyerahkan nyawanya sehingga ia meninggal di Menara Astronomi akibat kutukan Avada Kedavra yang diluncurkan oleh Severus Snape, bawahannya.
- Tom Marvolo Riddle
Antagonis. Tom Marvolo Riddle (I AM LORD VOLDEMORT) memiliki ambisi Ilmu Hitam yang tinggi sejak ia pertama kali mengetahui bahwa dirinya adalah penyihir. Ia lahir sebagai anaka yatim piatu, membuatnya harus tinggal di Yayasan Yatim Piatu. Mulai di sanalah, Riddle mangacaukan kondisi kenyamanan anak-anak melalui kemampuan sihirnya. Kejahatan Riddle terus berlanjut hingga ia dewasa, bahkan ia berani membuat Benda Hitam yang disebut Horcrux yang bisa membuatnya hidup kekal.
- Lord Voldemort
Antagonis. Lord Voldemort adalah Tom Riddle dewasa. Ia banyak melakukan pembunuhan terhadap penyihir yang tidak bersalah, terutama penyihir berketurunan Muggle (non-penyihir). Ia menganggap bahwa penyihir hanya untuk si darah murni (bangsawan). Di buku, ia diceritakan telah menghancurkan dunia Muggle dan dunia sihir secara bertahap. Ternyata, melalui Pelahap Maut (kaki tangannya), ia juga diam-diam berniat membunuh Albus Dumbledore, yang selama ini menjaga Harry. Katanya, melalui membunuh Albus, itu artinya ia bisa bebas menyentuh Harry dan mulai membunuhnya. Di buku, ia secara tidak langsung diceritakan sebagai tokoh yang bengis dan tidak segan-segan membunuh siapa saja yang menentangnya.
- Severus Snape
Protagonis. Merupakan guru Ramuan (pada sekuel sebelumnya) dan kini berganti menjadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Snape memang dulunya termasuk kaki tangan Voldemort, namun, dengan Dumbledore yang terus mempercayainya, Snape akhirnya memutuskan untuk berhenti dan mengikuti perintah Dumbledore. Memang, di buku ia diceritakan telah membunuh Albus Dumbledore. Namun, sesungguhnya pembunuhan itu merupakan rencana Albus sejak awal. Ia meminta Snape lah yang membunuhnya, karena tahu kalau Draco (yang ditugaskan Voldemort membunuh Dumbledore) tidak mampu membunuhnya. Secara tidak langsung, Snape merupakan orang yang setia walaupun banyak orang yang tidak mempercayai kesetiannya itu.
Suasana :
- Menegangkan, ketika Harry dan Dumbledore mencari-cari Horcrux di gua pinggir sungai yang juga banyak berisi mayat-mayat hidup sehingga membuat Harry hampir menyerah. Selain itu, ada saat dimana pertempuran sengit antara Pelahap Maut dan delegasi Orde Phoenix (organisasi buatan Dumbledore) serta dibantu dengan Dumbledore’s Army (organisasi buatan Harry). Di sini, Bill Weasley, kakak dari Ron Weasley digigit oleh manusia serigala bernama Fenrir Greyback sehingga hidup Bill tidak sama lagi.
- Mengharukan, ketika pemakaman Dumbledore dimulai. Suasana terik tetapi berkabung menggambarkan kehidupan Dumbledore yang penuh kesedihann namun ada keceriaannya.
- Romantis sekaligus menyedihkan, ketika Hermione melihat Ron bersama Lavender tengah tertawa bersama. Di sana, Hermione menangis namun tetap tidak bisa mengungkapkan perasaanya selama ini terhadap Ron.
- Bahagia, ketika Harry kembali lagi bersama kedua sahabatnya saat liburan semester. Harry senang karena masih ada orang-orang yang mencintai dan menghargainya lebih dari apapun.
Waktu :
- Malam hari, saat Dumbledore menjemput Harry
- Pagi hari, saat sarapan sebelum Quidditch dimulai.
Tempat :
- Rumah Dudley (sepupu Harry).
- Rumah keluarga Weasley.
- Hogwarts.
- Gua tempat Horcrux tersembunyi.
- Hogsmeade.
- Aula Besar.
- Kamar Kebutuhan.
- Asrama Gryffindor.
Alur :
- Flash Back
Ketika Harry dan Dumledore memasuki memori masa lalu Lord Voldemort melalui Pensieve milik Dumbledore sehingga mereka bisa menguak misteri-misteri di balik tingkah laku Voldemort semasa hidup ‘normalnya’ hingga masa hidup ‘tambahannya’.
- Maju
Voldemort dan para "Pelahap Maut"-nya secara terang-terangan melakukan kekacauan besar di seluruh negara Britania Raya, Inggris. Cornelius Fudge didepak dari posisinya sebagai Menteri Sihir atas 'teriakan' komunitas sihir atas kesalahannya menangani masalah Voldemort ini. Ia digantikan oleh Rufus Scrimgeour sebagai Menteri Sihir yang baru. Dalam rezim yang baru ini, dibentuk struktur departemen yang baru dan Arthur Weasley mendapatkan kenaikan jabatan. Hal ini dengan segera meningkatkan kondisi finansial keluarga Weasley.
Di rumahnya di Spinner's End, Severus Snape mendapatkan kunjungan dari ibu Draco Malfoy, Narcissa dan kakaknya, Bellatrix Lestrange. Narcissa memaksa Snape melakukan Sumpah Tak-Terlanggar, agar Snape melindungi Draco dan, bila tugas Draco gagal, Snape harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sang Pangeran Kegelapan.
Pada pesta memulai tahun ajaran baru, Snape diumumkan telah diangkat sebagai guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam yang baru, hal yang sangat mengherankan bagi kebanyakan murid Hogwarts, khususnya karena selama bertahun-tahun ia tidak berhasil mendapatkan posisi itu. Mempergunakan Harry Potter, Albus Dumbledore berhasil membujuk kawan guru lamanya, Horace Slughorn, untuk mengakhiri masa pensiunnya, dan kembali mengajar di jabatan lamanya, sebagai guru Ramuan.
Karena Slughorn hanya meminta nilai minimal "E" ("Exceed Expectations"-"Di Luar Dugaan") dalam ujian O.W.L. untuk melanjutkan ke kelas lanjutan ([N.E.W.T.) Ramuan, Harry dan Ron berkesempatan untuk mendaftar di kelas itu. Slughorn meminjamkan Harry buku teks tua "Pembuatan-Ramuan Tingkat Lanjutan" yang bertuliskan nama pemiliknya, "Pangeran Berdarah Campuran". Catatan-catatan kecil dari pemilik buku yang berbakat itu membantu Harry menjadi unggul di kelas Ramuan, dan mendapatkan reputasi melebihi Hermione. Sebagai hadiah, Slughorn memberikannya hadiah sebotol kecil Felix Felicis, cairan keberuntungan.
Harry menceritakan kecurigaannya, bahwa Draco Malfoy mungkin adalah seorang Pelahap Maut, kepada Dumbledore, yang tampaknya tidak kuatir, sama seperti Ron dan Hermione. Belakangan, diketahui bahwa Dumbledore sudah menyuruh Snape untuk menyelidiki.
Sesaat ketika Ron dan Hermione tampaknya akan segera memiliki hubungan 'khusus', Ron malah mulai berkencan dengan Lavender Brown - walaupun hal ini hanya sekedar untuk membalas Hermione, yang Ron baru ketahui, dahulu pernah berciuman dengan Viktor Krum. Ron dan Hermione terus-menerus bercekcok satu sama lain hingga saat ketika Ron secara tidak sengaja meminum racun. Hermione sangat terguncang hingga ia dan Ron mengakhiri perselisihan mereka, dan Ron segera memutuskan hubungannya dengan Lavender.
Dumbledore mulai memberikan Harry pelajaran privat. Pelajaran ini berupa pengetahuan mengenai masa lalu Voldemort dan diberikan dalam bentuk memasuki kopi memori-memori orang-orang yang pernah berkaitan dengan masa lalu Voldemort ini, menggunakan alat sihir semacam baskom, Pensieve. Salah satu memori yang merupakan kopi dari memori Slughorn memiliki bagian yang hilang. Dumbledore menugasi Harry untuk mengusahakan memori itu dari Slughorn. Dibantu dengan cairan Felix Felicis, Harry akhirnya berhasil mendapatkan potongan memori itu dari Slughorn. Dumbeldore berspekulasi bahwa Voldemort telah membagi jiwanya menjadi tujuh bagian, dan menyimpan enam bagian dari jiwanya dalam "Horcrux" untuk memastikan bahwa dirinya hidup abadi, sementara bagian ketujuh tetap ada di tubuhnya. Dua Horcrux telah dihancurkan, yang pertama adalah buku harian Tom Riddle yang dihancurkan oleh Harry dan cincin milik Marvolo Gaunt oleh Dumbledore.
Pada masa ini, Harry dan Ginny Weasley memulai hubungan cinta mereka.
Ketika Harry dan Dumbledore akan pergi untuk mencari Horcrux selanjutnya, Harry meninggalkan sisa cairan Felix Felicisnya kepada Ron, Hermione, dan Ginny, setelah ia menduga bahwa Draco Malfoy akan melakukan sesuatu lagi. Setelah dengan cepat menyuruh mereka berpatroli di koridor, Harry ber-Disapparatebersama Dumbledore ke sebuah gua rahasia tersembunyi. Untuk mendapatkan Horcrux itu (sebuah liontin kalung warisan Salazar Slytherin), kondisi Dumbledore menjadi sangat lemah akibat harus meminum semacam cairan yang melingkupi Horcrux tersebut. Mereka segera kembali ke puri Hogwarts dan menemukan Tanda Kegelapan Voldemort berpendar melayang-layang di atas Hogwarts. Mereka disergap Draco Malfoy di atas Menara Astronomi. Dumbledore memantrai Harry yang saat itu tersembunyi di bawah Jubah Gaibnya, sesaat sebelum Draco berhasil melucuti tongkat sihir Dumbledore. Draco mengakui bahwa ia telah membukakan jalan bagi para Pelahap Maut untuk memasuki Hogwarts, walaupun Dumbledore menemukan bahwa anak laki-laki yang nyata-nyata ketakutan itu telah terpaksa untuk membantu anak buah Voldemort.
Para Pelahap Maut tiba dan mendesak Draco untuk menyelesaikan misinya-membunuh Dumbledore-tetapi Draco ragu-ragu. Snape tiba; Dumbledore memohon kepada Snape, "Severus... tolong...", namun tidak jelas apa yang diminta Dumbledore kepada Snape itu. Setelah itu, tiba-tiba Snape membunuh Dumbledore dengan kutukan pembunuh Kutukan Tak-TermaafkanAvada Kedavra (Kutukan Pembunuh)Avada Kedavra. Kekuatan kutukan itu melemparkan Dumbledore melampaui tembok menara. Tewasnya Dumbledore, menyebabkan manteranya yang menahan Harry terangkat. Harry terbebaskan dan mengejar Snape. Keduanya berduel singkat, Snape memperkenalkan dirinya sebagai sang Pangeran Berdarah-Campuran, dan berdua dengan Malfoy, Snape berhasil meloloskan diri melalui gerbang Hogwarts.
Harry menemukan Horcrux liontin kalung di tubuh Dumbledore dan mendapati bahwa itu adalah Horcrux palsu. Di liontin itu, di tempat untuk meletakkan foto, ditemukan secarik perkamen dengan catatan yang menyebut penulisnya dengan inisial "R.A.B.". Horcrux yang asli telah dicurinya dan akan dihancurkan dengan harapan bahwa saat Voldemort bertemu tandingannya, Voldemort "sudah jadi orang biasa lagi, yang bisa mati".
Tahun ajaran berakhir suram dengan pemakaman Dumbledore. Profesor McGonagall, Wakil Kepala Sekolah, menjadi Kepala Sekolah sementara, sementara sekolah mungkin akan ditutup selanjutnya. Bagaimanapun juga, Harry telah memutuskan untuk meninggalkan sekolahnya di Hogwarts untuk mencari sisa Horcrux lainnya. Ron dan Hermione berjanji untuk menyertai Harry. Harry memutuskan hubungannya dengan Ginny untuk melindungi Ginny dari Voldemort. Selama beberapa bulan yang akan datang, Harry akan tetap tinggal bersama keluarga Dursley, memenuhi keinginan Dumbledore. Kemudian, ketiga sahabat itu akan memulai misi mereka, setelah mereka menghadiri satu peristiwa bahagia terlebih dahulu-pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour.
Amanat :
- Bahwa kita harus memiliki sikap pemberani seperti Harry yang tidak menyerah memimpin Tim Quidditchnya meski banyak orang yang mengolok-olok Harry. Ia juga tidak menyerah membantu Dumbledore untuk mencari Horcrux
- Bahwa kita harus memiliki keteguhan hati Hermione yang terus menggali ilmu sehingga mampu menjadi siswa tercerdas satu angkatan meskipun ia merupakan penyihir keturunan Muggle, atau disebut Darah-Lumpur (penyihir yang orangtuanya tidak bisa sihir). Selain itu, kesetiaan Hermione dan ketulusannya mencintai seseorang juga patut kita contoh.
- Bahwa kita harus memiliki keteguhan hati Ron dalam melatih dirinya sebagai Keeper, meski ia awalnya telah menyerah. Kepercayaan dirinyalah yang akhirnya membawa Ron menjadi Keeper terbaik.
- Bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya, entah itu menyedihkan atau menggembirakan. Akhir sebuah cerita menyedihkan pasti memiliki makna yang dalam yang secara tidak langsung membawa kebahagiaan bagi yang merasakan.
UNSUR EKSTRINSIK NOVEL
Judul buku : Harry Potter and the Half-Blood Prince.
Penulis : Joanne Karhleen Rowling.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kota terbit : Jakarta.
Tahun terbit : 2006.
Tebal halaman : 816 halaman; 20 cm.
Jenis Cover : Soft cover.
Alih bahasa : Listiana Srisanti.
Gaya bahasa : Bahasa Indonesia.
Latar belakang Penulis :
- Sebagai seorang lulusan Universitas Exeter, Rowling berpindah ke Portugal pada tahun 1990 untuk mengajar Bahasa Inggris. Di sana dia berjumpa dan menikah dengan seorang wartawan Portugis. Anak perempuan mereka, Jessica dilahirkan pada tahun 1993. Selepas perkawinannya berakhir dengan perceraian, Rowling berpindah ke Edinburgh bersama-sama dengan anaknya tinggal berdekatan dengan rumah adik perempuan Rowling. Di Edinburgh, Rowling menghadapi masalah untuk menghidupi diri dan anaknya. Semasa hidup dalam kesusahan itu, Rowling mulai menulis sebuah buku. Dikatakan Rowling mendapat ide tentang penulisan buku itu sewaktu dalam perjalanan menaiki kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990. Setelah beberapa kali ditolak, Rowling berhasil menjual buku itu, Harry Potter dan Batu Bertuah untuk jumlah sebanyak $4000.
- Buku keenam Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran juga telah diluncurkan secara resminya serentak seluruh pada 12.01 malam 16 Juli 2005. Untuk melancarkan buku itu, ia mengadakan keramaian istimewa di Edinburgh Castle. Ia melibatkan diri dalam beberapa salam jumpa dan meluangkan waktu dengan pembaca kanak-kanak yang meminati bukunya. Sejauh ini, peluncuran buku keenamnya di seluruh dunia lebih mendapat perhatian dari peluncuran buku Harry Potter yang lain.
- Penghujung Desember 2001, Rowling menikah dengan Dr. Neil Murray di rumah mereka di Skotlandia. Anak kedua dan anak lelaki pertama mereka, David Gordon Rowling Murray, dilahirkan pada 24 Maret 2003, di Royal Infirmary, Edinburgh. Untuk menjaga anaknya itu, Rowling mengatakan yang dia akan jarang muncul di depan orang banyak dan menandatangani buku kelima yang pada saat itu baru dilancarkan. Tak berapa lama selepas mengumumkan yang buku keenam seri Harry Potter telah sempurna dikarang, Rowling melahirkan anak perempuan pada 23 Januari 2005 dan dinamai Mackenzie Jean Rowling Murray.
Buku ini meskipun merupakan novel terjemahan, merupakan novel yang berisi pesan-pesan tersirat meupun tersurat. Bahasa yang digunakan sangat memenuhi porsi bagi remaja zaman sekarang. Realita sosial yang terkandung di dalamnya juga sesuai dengan kondisi masa kini. Seperti contoh, kesenjangan antara si Darah-Murni (penyihir yang orangtuanya penyihir hebat) dengan Darah-Lumpur (penyihir yang orangtuanya non-sihir) yang terjadi antara Draco; si Murni dengan Hermione; si Lumpur. Namun, apabila kita terus membaca Harry Potter hingga novel terakhirnya, akan terlihat bahwa hubungan mereka yang awalnya buruk, berubah membaik karena suatu kondisi dimana Draco dalam posisi tidak menguntungkan, dibantu oleh Hermione dan kawan-kawan. Aliran yang dipakai oleh Harry Potter and the Half-Blood Prince adalah fiksi. Oleh karena itu, banyak benda-benda yang sangat asing didengar bagi pembaca pemula. Tapi, disitulah keistimewaan novel ini. Novel jenis ini dapat menstimulasi daya imajinasi anak sehingga mereka juga nantinya mampu mengembangkan imajinasinya masing-masing.
2. Tembang Lara
IDENTITAS BUKU
Judul Novel : Tembang Lara
Judul Novel : Tembang Lara
Penulis : Pipiet Senja
Penerbit : Gema Insani
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : Pertama, Juli 2003
Tebal : 264 halaman
Jenis Cover : Soft cover
UNSUR INTRINSIK NOVEL
Tema : Ketegaran Hati
Tokoh :
- Arestia
- Binsar Maraden
- Netty
Penokohan :
- Arestia
Protagonis. Ia merupakan pengidap penyakit Thallasemia. Ia merupakan wanita yang tegar karena mampu menahan sakit tersebut dan tetap bertahan hidup. Ia menikah dengan Binsar yang merupakan anak dari teman ayah Arestia. Binsar adalah laki-laki yang kejam, serakah, dan mudah dipengaruhi. Itulah mengapa Arestia terkadang merasa sedih. Namun, dengan do’a, kesabaran dan sekaligus Arestia-lah yang menyelamatkan Binsar saat tragedi penembakkan; yang membuat Arestia terkena peluru- membuat hati Binsar kembali pada Arestia dan menjadi suami Arestia seutuhnya.
- Binsar Maraden
Antagonis. Ia merupakan suami dari Arestia. Awalnya, ia bersikap baik terhadap Arestia. Namun, di balik itu semua, ternyata Binsar memiliki sifat serakah untuk mengambil harta Arestia. Mulai dari situ Binsar menyiksa Arestia baik fisik maupun batin. Selain itu, Binsar mengkhianati cinta Arestia dengan berselingkuh dengan Netty, perempuan yang juga serakah. Pada tragedi pembunuhan ibu Binsar, Binsar menuduh Arestia sebagai pelakunya. Binsar mulai membabi buta. Namun, akhirnya, Binsar kembali pada Arestia ketika ia mengetahui bahwa pelaku pembunuhan ibunya adalah selingkuhannya sendiri, Netty. Kembalinya Binsar juga dipengaruhi karena kasih sayang nyata Arestia yang menyelamatkan Binsar dari peluru panas yang akhirnya mengenai tubuh Arestia.
- Netty
Antagonis. Netty merupakan wanita selingkuhan Binsar. Ia memiliki sifat serakah dan senang mempengaruhi orang lain, terutama Binsar. Netty lah yang membunuh ibunda Binsar dan memfitnah Arestia sebagai pelakunya. Pada akhirnya, Netty mengakui bahwa dia pelaku pembunuhan ibu Binsar.
Tempat :
- Rumah Arestia
- Kontrakan Arestia dan Binsar
- Rumah Sakit
- Tempat perehabilitasian Thallasemia
- Masjid At-Taqwa
- Rumah mertua Binsar
Waktu :
- Malam hari, saat di Rumah Sakit
- Siang hari
- Pagi hari, saat pemakaman.
Suasana :
- Berkabung, ketika pemakaman orangtua Arestia.
- Menyedihkan, saat Arestia disiksa oleh Netty dan kawan-kawan. Arestia disiksa demi melindungi Binsar
- Bahagia. Saat Binsar kembali ke pelukkan Arestia
Alur :
- Maju
Anak perempuan berumur 12-an itu berperawakan kurus, kecil, mungil. Perutnya buncit, wajahnya pucat dengan tulang pipi menonjol dan hidung kecil. Penampilan yang khas dari seorang anak penderita thallassemia(hal:7). Walaupun Ratnani sudah berjuang keras melawan penyakitnya. Namun Tuhan berkehendak lain. Ratnani pun meninggal tepat pada hari ulang tahun Arestia, adiknya. Arestiapun menderita Thallassemia dan berperawakan persis Ratnani, kakaknya.20 tahun kemudian Arestia sudah tumbuh menjadi seorang gadis manis dan cantik dengan postur tubuh sedang 155 cm dengan berat badan yang sesuai. Perutnya yang dulu buncit kini tak begitu terlihat, apa;agi karena dia rajin bersenam. Hidungnya yang dulu mungil sekarang tampak bangir dengan tulang-tulang pipi yang sesuai dan susunan gigi yang rapi. Sempurna bagi seorang Thallassemia(hal:89).
Arestia seorang wanita yang sejak kecil hingga dewasa bergelut dengan Thallassemia. Gen Thallassemia yang dibawa oleh kedua orang tuanya itu pula yang sudah merenggut nyawa kakaknya, Dewi berumur 1 tahun, Ratih berumur 2 tahun dan Ratnani berumur 12 Tahun.
Ketika merayakan ulang tahun yang ke 25, ayah dan ibu Arestia mengajaknya makan malam. Dari situlah pertama kalinya Arestia bertemu Binsar, yang merupakan sopir taksi yang sudah dikirim ibunya untuk menjemput Arestia. Binsar merupakan sopir Taksi yang selalu mengantar Arestia kemanapun pergi.
Ternyata Arestia menaruh perasaan suka pada Binsar yang umurnya lebih tua 15 tahun darinya. Sampai suatu hari Binsar melamar Arestia dan orang tua Arestia pun menerimanya(hal:105). Namun ada suatu hal yang disembunyikan oleh Binsar dibalik pernikahan itu. Pesta pernikahan itu digelar sangat meriah.
Pesta pernikahanpun selesai, sekarang Aresia sudah menjadi ibu rumah tangga. Dari sinilah terbuka semua tujuan Binsar menikahi Arestia. Binsar yang dulunya sangat lembut kepada Arestia, sekarang menjadi sangat kasar. Ternyata Binsar menikahinya hanya untuk balas dendam. Balas dendam ayahnya dia kira dihilangkan oleh Mayor Bayu Pamungkas, paman Arestia, saudara ayahnya Arestia. Ayah dan ibu Arestia meninggal dalam kecelakaan ketika pulang dari seminar di Surabaya.
Ayah dan ibu Arestia meninggal karena mobil yang mereka kendarai bertabrakan dengan kereta api malam. Arestia sangat sedih dengan peristiwa tersebut. Belum 40 hari kepergian orang tuanya, Arestia dan Binsar kedatangan beberapa orang yang mengaku petugas dari Bank. Arestia hampir pingsan, mengetahui bahwa rumah yang ditempatinya itu sudah lama tergadai dan seluruh harta orang tuanya. Binsar sangat kesal mendengar hal itu. Pasalnya sehari sebelum menikah dengan Arestia, orang tua Arestia Masayu dan Faris datang ke rumahnya. “Kami ingin bikin kesepakatan denganmu, anak muda. Kalau kamu mau memperistri putri kami, kamu akan mendapatkan kesenangan”. Kata Faris. “Ini kunci sebuah rumah dan mobil. Dan kamu akan mendapatkan banyak uang, bahkan seluruh harta keluarga kami”. Kata Fariz.
Namun sialnya Binsar, karena sebelum surat-surat berharga itu diberikan pada Binsar, orang tua Arestia telah meninggal. Dari situpun Arestia tahu bahwa orang tuanya membelikan suami untuknya.
Arestia terus menerus disiksa oleh Binsar baik fisik maupun bathinnya. Bahkan Arestia dituduh membunuh ibu Binsar, mertuanya sendiri. Penderitaannya yang bertubi-tubi itu belum juga membuka hati Arestia untuk memahami makna hidupnya. Memahami apa rencana Allah dibalik penderitaan yang tiada hentinya itu, hingga akhirnya dia tinggal di sebuah pesantren untuk menenangkan diri, dan di sana ia mulai mengerti arti kehidupan. Mulai rajin beribadah dan bertawakkal pada Allah agar diberikan kekuatan serta kesabaran untuk menjalani hidupnya.
Pada akhirnya diapun memakai jilbab. Dia hamil tanpa ada perhatian dari suaminya. Meskipun begitu, dia tetap sabar setelah berbagai kejadian yang menimpanya, mulai dari harus transfuse darah 2-3 bulan sekali karena penyakitnya. Suaminya yang kejam, dituduh membunuh mertuanya dan lain sebagainya, dia mendapat hikmah dari semua itu.
Hingga pada akhirnya, suaminya sadar akan kesalahannya selama ini dan sangat menyesal dengan apa yang telah dia lakukan selama ini dengan Asteria. Dia pun menjadi tahu bahwa bukan Asteria yang membunuh ibunya, tapi Netty sepupu Asteria, yang menjadi selingkuhan Binsar. Bahkan dia berhutang budi pada ibu Asteria yang telah membrikan darah kepada adikny Imelda saat I sakitdahulu.
Kemudian Asteria melahirkan seorang bayi perempuanyang cantik tepat pada hari raya Idul Fitri. Suaminya, Binsar masuk penjara karena kasus kerusuhan. Saat ia di penjara Asteria dan anakya sering mengunjunginya. Meskipun Asteri telah mengizinkan Binsar menggendong anaknya, tapi Binsar tidak mau karena dia malu. Karena anaknya belum mempunyai nama, maka Asteria pun meminta Binsar memberinya nama, dan Binsar menamai anaknya itu “Fitri boru sitepu”.
Amanat :
- Di dalam novel ini terdapat banyak nilai keislaman. Oleh karena itu, kita sebagai pembaca patutnya mencontoh sikap Arestia yang tetap bersabar dan terus mendekatkan diri kepada ALLAH SWT..
- Menjauhkan diri dari sifat serakah, iri dan dengki. Inilah merupakan contoh sikap buruk dari Binsar dan Netty. Kita sebisanya menjauhkan diri kita dari sikap di atas, karena sikap-sikap itulah yang nanti membawa kita pada kesengsaraan dunia dan akhirat.
UNSUR EKSTRINSIK
Judul Novel : Tembang Lara
Jenis Novel : Romansa
Penulis : Pipiet Senja
Penerbit : Gema Insani
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : Pertama, Juli 2003
Tebal : 264 halaman
Jenis Cover : Soft cover
Gaya Bahasa : Bahasa Indonesia dengan Bahasa Jawa
Tentang Penulis :
- Pipiet Senja adalah nama pena Etty Hadiwati Arief, lahir di Sumedang, 16 Mei 1957 dari pasangan Hj.Siti Hadijah dan SM. Arief (alm) seorang pejuang’45. Novel yang telah ditulisnya ratusan, tapi yang telah diterbitkan sebagai buku baru 80.
- Pipiet Senja mengisahkan saat memulai tulisannya, ia tengah berada dalam kondisi tidak sehat. Penyakit kronis thalasemia yang dideritanya sejak lahir memberi dampak luar biasa dalam sejarah kehidupannya. Apalagi ia ditransfusi darah sejak tahun 1969 hingga sekarang, termasuk bagian kandung empedunya.
- Sejak sepulang dari rawat inap sekitar bulan Maret 2009, ia mulai menekadkan diri untuk laparaskopi, sebuah prosedur pemeriksaan dengan memasukkan teropong kecil ke dalam rongga perut. Dengan biaya sekitar Rp 60 juta, sebuah nilai yang tidak sanggup ditanggungnya. Anaknya yang bernama Haekal mengusulkan agar menjual rumahnya yang berada di Cimahi, namun belum laku juga meski sudah pasang iklan di blog mereka.
- Pipiet Senja memiliki dua orang anak yang selalu membangkitkan semangat; Haekal Siregar (27), Adzimattinur Siregar (18) dan seorang menantu yang solehah, Seli Siti Sholihat, seorang cucu menggemaskan; Ahmad Zein Rasyid Siregar. Aktivitasnya saat ini sebagai anggota Majelis Penulis Forum Lingkar Pena, sering diundang seminar kepenulisan ke pelosok Tanah Air dan mancanegara, ngepos di Penerbit Jendela.
Novel ini sangat menyentuh hati. Banyak pelajaran dan pengalaman yang yang dapat diambil dari novel ini. Bahasanya tidak kaku sehingga enak dibaca dan mudah dimengerti. Dalam cerita, penulis juga menyisipkan beberapa bahasa daerah Sunda dan Batak. Itulah mengapa, saya menganggap kalau novel ini memiliki salah satu kelebihan, yaitu kaya akan kebudayaan.
Namun, pada awalnya novel ini agak sedikit tidak nyambung (sulit dimengerti) karena penulisnya menggabungkan cerita keluarga Asteria dengan Binsar. Jika pembaca tidak teliti membacanya, mungkin akan merasa bingung dengan jalan ceritanya.
Namun, pada awalnya novel ini agak sedikit tidak nyambung (sulit dimengerti) karena penulisnya menggabungkan cerita keluarga Asteria dengan Binsar. Jika pembaca tidak teliti membacanya, mungkin akan merasa bingung dengan jalan ceritanya.
0 komentar:
Posting Komentar